Jakarta –
Geger Patogen oropouche yang menewaskan dua warga Brasil. Laporan tersebut menjadi kematian pertama Di dunia akibat Patogen oropouche, menurut pernyataan Kementerian Kesejaganan setempat.
Ada dua orang yang meninggal yakni dua wanita berusia Di bawah 30 tahun. Mereka tinggal Di Bangsa Pada Bahia dan dilaporkan tidak Memiliki komorbid alias Penyakit penyerta.
Tanda yang timbul mirip Di Tanda parah demam berdarah dengue (DBD).
Demam Oropouche disebabkan Di Patogen dan ditularkan terutama Di nyamuk Culicoides paraenses, yang secara lokal dikenal sebagai maruim. Tanda demam tersebut mirip Di demam berdarah dan chikungunya.
Pihak berwenang masih Mengusut apakah kematian lain Di Bangsa Pada Santa Catarina, Di Brasil Selatan, Yang Berhubungan Di Di Penyakit tersebut. Mereka juga memeriksa empat Perkara Hukum Hukum keguguran dan dua Perkara Hukum Hukum mikrosefali Ke bayi Yang Berhubungan Di Di Patogen oropouche Di Pernambuco, Bahia, dan Acre.
Tahun ini, lebih Di 7.200 Perkara Hukum Hukum Penyakit tersebut telah tercatat Di 20 Bangsa Pada, sebagian besar Di antaranya Di Amazonas dan Rondônia, Bangsa Pada Di Amazon Brasil.
Dari 2023, tes diagnostik telah tersedia Di fasilitas Penanganan Kesejaganan umum Di seluruh negeri. A
Orthobunyavirus oropoucheense, Patogen yang menyebabkan demam Oropouche, pertama kali diisolasi Di Brasil Ke 1960. Dari Di itu, Perkara Hukum Hukum dan wabah terisolasi telah dilaporkan, terutama Di Area Amazon. Laporan juga dibuat Di Bangsa-Bangsa Amerika Ditengah dan Selatan lainnya, seperti Panama, Argentina, Bolivia, Ekuador, Peru, dan Venezuela.
Tidak ada Penanganan khusus yang tersedia. Upaya Untuk mencegah nyamuk menyebarkan Penyakit harus mencakup menghindari area yang terdapat nyamuk, mengenakan Pengganti panjang dan Terapi nyamuk, menjaga kebersihan lahan, dan menggunakan kasa pintu dan jendela.
Mungkinkah Menular Di Manusia Di Manusia?
Menurut catatan Organisasi Kesejaganan dunia (WHO), Patogen ini banyak ditemukan beredar Di Amerika Ditengah dan Selatan serta Karibia. OROV dapat ditularkan Di manusia terutama Melewati gigitan nyamuk Culicoides paraensis, yang ditemukan Di Area berhutan dan Di Disekitar badan air, atau nyamuk Culex quinquefasciatus tertentu.
Diduga bahwa sirkulasi Patogen mencakup siklus epidemik dan siklus sylvatik. Di siklus sylvatik, primata, kukang, dan Bisa Jadi burung merupakan inang vertebrata, Walaupun vektor artropoda yang pasti belum teridentifikasi. Di siklus epidemik, manusia merupakan inang yang berkembang biak dan OROV ditularkan terutama Melewati gigitan nyamuk Culicoides paraensis. Hingga Di ini, tidak ada bukti penularan OROV Di manusia Di manusia.
Tanda Penyakit ini mirip Di demam berdarah dan mulai terjadi Ditengah empat hingga delapan hari (kisaran Ditengah tiga hingga 12 hari) Sesudah gigitan yang menular. Timbulnya tiba-tiba, biasanya disertai demam, sakit kepala, kekakuan sendi, nyeri, menggigil, dan terkadang mual dan muntah terus-menerus, hingga lima sampai tujuh hari.
Presentasi klinis yang parah jarang terjadi, tetapi dapat mengakibatkan meningitis aseptik. Sebagian besar Perkara Hukum Hukum sembuh Di tujuh hari, Akan Tetapi, Ke beberapa pasien, Terapi bisa memakan waktu berminggu-minggu. Tidak ada Terapi antivirus atau Imunisasi khusus Untuk Penyakit Patogen Oropouche.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Geger Brasil Catat Kematian Pertama Patogen Oropouche Di Dunia, Tertular Di Mana?