PT Takeda Innovative Medicines Membahas momentum peringatan Hari Dengue Organisasiregional (Organisasiregional Dengue Day/ADD) 2024 Untuk memperkuat komitmen Untuk Upaya Mencegah DBD. Foto/Medical Xpress
Andreas Gutknecht, Kepala Negara Direktur PT Takeda Innovative Medicines, mengungkapkan bahwa DBD merupakan ancaman yang Berencana ada terus-menerus, terlepas Untuk musim penghujan atau bukan. “Semua orang bisa terkena DBD tanpa memandang usia, Hingga mana mereka tinggal, Justru Cara Hidup. Kami berkomitmen Untuk memerangi DBD Melewati Upaya Mencegah inovatif kami Didalam memastikan ketersediaan akses Untuk seluruh Kelompok Hingga Indonesia. Di Itu, menjalin kemitraan yang kuat bersama-sama Didalam pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya Untuk mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat DBD Hingga tahun 2030’. Untuk itu, kami berterima kasih kepada Kementerian Keadaan atas kemitraan yang berkelanjutan Untuk perjuangan ini.”
Berdasarkan data Kementerian Keadaan RI sampai Didalam 5 Mei 2024, terdapat 91.269 Peristiwa Pidana DBD Hingga Indonesia Didalam kematian sebanyak 641 Peristiwa Pidana. Angka ini naik tiga kali lipat Untuk periode yang sama Hingga tahun 2023 yaitu 28.579 Peristiwa Pidana Didalam kematian sebanyak 209.
dr. Imran Pambudi, MPPH, Direktur Upaya Mencegah dan Pengendalian Gangguan Menular, Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Keadaan RI, menyampaikan apresiasi kepada PT Takeda Innovative Medicines sebagai mitra Untuk memerangi DBD Hingga Indonesia. “Menangani Gangguan endemik seperti DBD memerlukan sinergi yang kuat antar pemerintah, sektor swasta, industri, dan Kelompok. Sejalan Didalam tema yang digalakkan Didalam pemerintah Untuk peringatan Hari Dengue Organisasiregional tahun ini, yaitu ‘Bersama Lawan Dengue’, kami sangat terbuka Untuk dapat bekerja sama Didalam berbagai pihak Hingga Indonesia Untuk memberantas DBD.”
dr. Imran menambahkan, “Berbagai berbagai upaya telah kita lakukan bersama, mulai Untuk penerapan Gerakan 3M Plus yang berkesinambungan, yang sudah kita lakukan Di lebih Untuk satu dekade; Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), yang telah terbukti membantu menekan Peristiwa Pidana DBD Hingga banyak Area; serta Ilmu Pengetahuan nyamuk ber-Wolbachia yang telah kami implementasikan beberapa waktu lalu. Tetapi demikian, Peristiwa Pidana dengue yang Menimbulkan Kekhawatiran sangat signifikan Hingga awal tahun ini, menjadi alarm Untuk kita semua Untuk dapat mencari solusi inovatif yang dapat melengkapi upaya-upaya tersebut. Salah satu yang Lagi dipertimbangkan adalah Didalam mengenalkan Imunisasi, khususnya Hingga Area-Area Didalam intensitas DBD tinggi.”
Lebih jauh Andreas menyampaikan, “Kami memahami beban yang ditimbulkan Didalam Gangguan DBD begitu besar, baik secara Keuangan, maupun non-Keuangan. Untuk seorang individu dan keluarga, DBD Memperbaiki kekhawatiran. Apalagi Gangguan ini mengancam jiwa dan sampai Di ini masih belum ada Terapi khusus Untuk mengobatinya. Tidak Cuma Itu, biaya Terapi Untuk DBD juga tidak sedikit, dan biasanya memerlukan waktu 7-14 hari Untuk Perawatan Medis dan Terapi, Agar dapat menyebabkan seseorang kehilangan produktivitasnya. Hal ini turut berdampak Ke industri atau perusahaan yang juga Berencana Merasakan penurunan produktivitas dan peningkatan beban biaya yang cukup tinggi.” Menurut Andreas, perlindungan diri yang komprehesif menjadi penting Untuk dapat terhindar Untuk beban Gangguan tersebut. “Untuk itu, kami mengajak seluruh lapisan Kelompok Untuk Membahas langkah proaktif Didalam menerapkan gerakan 3M Plus secara konsisten dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang intervensi inovatif Upaya Mencegah salah satunya Melewati Imunisasi. Mari Bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman Untuk DBD Untuk diri sendiri, anak-anak kita, keluarga kita, dan Bangsa kita,” tutup Andreas.
Ditemui secara terpisah, Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., Ph.D, profesor Untuk bidang farmakoepidemiologi Untuk Universitas Gadjah Mada, menjelaskan, “Penanganan endemik Gangguan seperti demam berdarah dengue (DBD) Hingga Indonesia Melewati strategi Imunisasi dapat Menyediakan dampak signifikan Untuk menekan jumlah Peristiwa Pidana dan Memangkas beban biaya Keadaan.
Hasil kajian efektivitas biaya yang kami lakukan Terbaru-Terbaru ini Menunjukkan bahwa Imunisasi DBD tidak hanya menghemat biaya Untuk perspektif pelayanan Keadaan dan Kelompok, tetapi juga Menyediakan manfaat Keadaan yang substansial Didalam Memangkas jumlah Peristiwa Pidana DBD dan rawat inap. Temuan ini sejalan Didalam rekomendasi terbaru Untuk WHO yang mendukung penggunaan Imunisasi sebagai Pada Untuk Inisiatif Keadaan publik. Implementasi Inisiatif Imunisasi DBD Hingga Indonesia diharapkan dapat Memperbaiki Standar hidup Kelompok dan Memangkas beban ekonomi akibat Gangguan ini.”
Untuk rangka memperingati ADD tahun 2024, Kementerian Keadaan Mengadakan serangkaian kegiatan seperti media dan blogger gathering yang dilakukan Ke tanggal 13 Juni 2024 Hingga Jakarta, serta seminar awam Ke tanggal 27 Juni 2024 Hingga Batam.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Takeda Dukung Peringatan Hari Dengue Organisasiregional 2024 Untuk Indonesia Bebas Kematian Akibat DBD 2030