Bisnis  

Sukses Dedolarisasi, Putin Sebut 40% Perdagangan Rusia Kini Gunakan Rubel

Rubel kini menggantikan separuh penggunaan Kurs Mata Uang Amerika dan Kurs Mata Uang Barat lainnya Untuk perdagangan luar negeri Rusia. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA – Pemimpin Negara Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa hampir 40% perdagangan negaranya kini dilakukan Untuk rubel. Sambil perdagangan menggunakan Kurs Mata Uang Amerika, euro, dan Kurs Mata Uang Barat lainnya yang disebutnya sebagai “Kurs Mata Uang beracun” sudah jauh berkurang.

Berbicara Ke Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Putin mengatakan bahwa Bangsa-Bangsa yang bersahabat Di Rusia patut Merasakan perhatian khusus. Sebab, tegas dia, Bangsa-Bangsa itulah yang Berencana menentukan masa Didepan perekonomian Dunia. Menurutnya, Bangsa-Bangsa tersebut kini sudah mencakup tiga perempat Untuk volume perdagangan Rusia.

Putin mengatakan, pembayaran Sebagai Penjualan Barang Ke Luar Negeri Rusia Untuk “Kurs Mata Uang beracun” Untuk Bangsa-Bangsa yang tidak bersahabat telah berkurang setengahnya Di setahun terakhir. Rusia, imbuh dia, juga terus Berusaha melakukan dedolarisasi Di Memperbaiki porsi penyelesaian transaksi yang dilakukan Untuk Kurs Mata Uang Bangsa-Bangsa BRICS.

“Karenanya, pangsa rubel Untuk operasi Perdagangan Masuk Negeri dan Penjualan Barang Ke Luar Negeri Meresahkan, kini mencapai hampir 40%,” kata Putin, seperti dilansir CNBC, Sabtu (8/6/2024).

Laporan Menunjukkan bahwa angka ini Meresahkan Untuk Disekitar 30% tahun lalu, dan lebih tinggi Untuk 15% Ke tahun-tahun Sebelumnya Konflik Bersenjata. Putin merinci Ide Sebagai melakukan perombakan besar-besaran Ke pasar keuangan domestik negaranya, termasuk Ide Sebagai melipatgandakan nilai pasar saham Rusia Ke akhir dekade ini, Mengurangi Perdagangan Masuk Negeri dan Memperbaiki Penanaman Modal Untuk Negeri Ke aset tetap.

Bangsa-Bangsa Barat telah Berusaha memotong perekonomian Rusia yang bernilai USD2 triliun sebagai respons Di operasi militer Moskow Ke Ukraina Ke Februari 2022. Tetapi, perekonomian Rusia tak bergeming, Justru diperkirakan Berencana tumbuh lebih cepat dibandingkan Bangsa-Bangsa maju lainnya Ke tahun ini, meski Ke Ditengah hujan Hukuman Politik Barat.

Untuk Outlook Ekonomi Dunia Ke bulan April, Dana Moneter Internasional (IMF) Meramalkan ekonomi Rusia Berencana tumbuh sebesar 3,2% Ke tahun 2024, melebihi Prediksi tingkat ekspansi AS sebesar 2,7%. Sambil, Jerman, Prancis dan Inggris diperkirakan Berencana mencatat Perkembangan ekonomi kurang Untuk 1%.

Rusia Mengungkapkan bahwa Hukuman Politik Barat Di industri-industri penting Ke negaranya telah membuat Bangsa itu lebih mandiri dan konsumsi swasta serta Penanaman Modal Untuk Negeri Untuk negeri lebih tangguh. Penjualan Barang Ke Luar Negeri Migas dan Produk Internasional Ke Bangsa-Bangsa seperti India dan China pun memungkinkan Moskow mempertahankan pendapatan Penjualan Barang Ke Luar Negeri yang kuat.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Sukses Dedolarisasi, Putin Sebut 40% Perdagangan Rusia Kini Gunakan Rubel