Jakarta –
Peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek Bali Urban Rail Berencana dilaksanakan Ke September 2024. Proyek transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT) itu diklaim dapat mengatasi kemacetan lalu lintas Di Bali.
Pejabat Tingginegara PPN/Bappenas Suharso Monoarfa memastikan pembayaran Iuran Wajib proyek Bali Urban Rail tidak Berencana mengganggu APBD maupun APBN. Menurutnya, para investor yang terlibat Di megaproyek itu telah mempunyai hitungannya sendiri.
“Yang penting nanti itu tiket. Misalnya ada tiket Untuk Kelompok Bali asli Didalam harga yang sangat terjangkau. Itu janji Di Langkah ini,” ujar Suharso Di Sanur, Denpasar, (24/7/2024).
Suharso tidak ingin pemerintah Lokasi terbebani Didalam proyek tersebut. Ia pun menyinggung proyek MRT Jakarta yang turut Memperoleh Dukungan Pemerintah Di pemerintah pusat.
“Kami tidak ingin mengulang kejadian Di MRT Jakarta Di sini. Juga tidak mau yang model Kereta Api Cepat Whoosh. Kami mau yang benar-benar dapat dinikmati Dari Kelompok tanpa Memberi beban dan tekanan fiskal,” imbuh politikus PPP itu.
Sebelumnya Itu, PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SDBJ) menunjuk PT Bumi Indah Prima (BIP) sebagai investor utama proyek Bali Urban Rail. Proyek tersebut diatur Di Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 9 Tahun 2024.
Pergub Bali 9/2024 memberi penugasan kepada PT Penjaminan Kredit Lokasi Provinsi Bali Untuk melakukan kerja sama Di Pembaruan, pembiayaan, dan penyelenggaraan sistem angkutan umum berbasis kereta. Adapun, PT SBDJ merupakan perusahaan afiliasi Di PT Penjamin Kredit Lokasi Provinsi Bali. Berikutnya, PT SBDJ bertanggung jawab Untuk Merasakan pembiayaan dan pendanaan Di investor Yang Berhubungan Didalam proyek tersebut.
Peta proyek Bali Urban Rail yang mencakup pembangunan transportasi berbasis kereta berupa mass rapid transit (MRT). (Foto: Istimewa)
Direktur Utama PT SBDJ Ari Askhara mengatakan proyek Bali Urban Rail Berencana dikerjakan Di empat fase. Ia menyebutkan nilai Penanaman Modal Asing Ke tahap pertama pembangunan proyek itu mencapai US$ 10,8 miliar atau Disekitar Rp 175 triliun.
“Total nilai Penanaman Modal Asing Di dua fase pertama adalah US$ 10,8 miliar. Sedangkan Untuk total empat fase yang direncanakan adalah sebesar US$ 20 miliar,” sebutnya.
Ari membeberkan rute pembangunan fase pertama Berencana Melewati Bandara I Gusti Ngurah Rai-Central Parkir Kuta-Seminyak-Berawa-hingga Cemagi. Berikutnya, fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai-Jimbaran-Universitas Udayana-Nusa Dua.
“Fase ketiga Central Parkir Kuta-Sesetan-Renon-Sanur. Fase keempat Renon-Sukawati-Unud,” beber Ari.
PT SBDJ, Ari berujar, menargetkan pembangunan Ke fase pertama dapat diselesaikan Ke awal 2028. Target itu bersamaan Didalam fase kedua rute Bandara Ngurah Rai Di Nusa Dua. “Keseluruhan fase satu dan dua diselesaikan Ke tahun 2031,” imbuhnya.
Ari menjelaskan Bali Urban Rail meliputi pembangunan infrastruktur transportasi berupa terowongan dan rel kereta bawah tanah. Di Itu, juga termasuk infrastruktur utilitas pendukung seperti Komunikasi, tenaga listrik, air minum, sampah dan limbah dan transit oriented development (TOD).
Artikel telah tayang Di detikbali
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Proyek MRT Bali Di Di Mata, Pejabat Tingginegara Suharso Jamin Tak Ganggu APBN