Bisnis  

Indonesia Bersama Sebab Itu Korban Konflik Bersenjata Dagang Trump, Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI

loading…

Neraca perdagangan Indonesia Berpeluang Merasakan defisit, imbas Keputusan tarif resiprokal Trump. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia Berpeluang Merasakan defisit, imbas Keputusan tarif resiprokal Ri Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia menjadi salah satu Negeri yang dikenakan tarif bea masuk Hingga AS sebesar 32%.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai, Surplus Indonesia bisa tertekan akibat Keputusan Trump, Agar perdagangan yang Ke 2024 mencatatkan surplus senilai USD18 miliar bakal berbalik menjadi defisit.

“Surplus Bisa Jadi USD16 miliar-USD18 miliar. Artinya kalau misalnya rata-rata kita katakanlah setiap bulan itu surplus USD3 miliar, kalau Amerika berkurang ya katakanlah nilainya tidak lagi surplus, Merasakan balance-nya, otomatis kan potensi surplus kita berkurang,” ujar Tauhid Pada dihubungi, Sabtu (5/4/2025).

Pasca penetapan tariff reciprocal, kinerja Produk Ekspor Indonesia Bersama AS yang Pada ini masih surplus diyakini tidak bertahan lama. Artinya, Di beberapa waktu Hingga Di neraca daging berbalik menjadi defisit. “Ya surplusnya ya menurut saya sih paling banter ya, itu pasti Berencana Bersama Sebab Itu balance atau defisit begitu bisa Bersama Sebab Itu,” paparnya.

Dia menjelaskan, Keputusan kenaikan tarif Perdagangan Masuk Negeri tidak hanya berdampak Untuk AS sendiri, tapi juga secara Dunia. Sebab, Berencana terjadi disrupsi perdagangan yang luar biasa besar. Multiplier effect atau efek berganda Di sikap proteksionisme Trump ini membuat harga Produk Internasional menjadi lebih mahal dan menurunkan daya beli Komunitas.

“Misalnya gini, ketika Amerika menaikkan tarif, harga Lebih mahal permintaan turun, Produk Internasional-Produk Internasional produk Ditengah kita yang diproduksi misalnya Ke China, Ke Jepang, dan sebagainya yang tujuan ekspornya adalah Hingga Amerika juga turun kan,” beber dia.

“Atau yang direct sudah pasti berkurang ya, tetapi ketika Negeri lain sebagai produk Ditengah kita, Sesudah Itu market-nya Hingga Amerika itu juga turun, Sebab mereka juga Merasakan kenaikan tarif kan,” lanjut Tauhid.

Menurut Tauhid, AS menerapkan tarif bea masuk Sebab adanya hambatan Di Negeri lain, termasuk non-tariff barrier yang membuat Produk Internasional AS menjadi lebih mahal. Beberapa Produk Internasional seperti alkohol dan bahan kimia menjadi sorotan AS.

Dia mengakui memang ada ketimpangan penerapan tarif Perdagangan Masuk Negeri Ditengah AS dan Indonesia. Misalnya, Perdagangan Masuk Negeri Busana Di AS Hingga Indonesia dikenakan tarif 12,7 persen Sambil Itu tarif Perdagangan Masuk Negeri Busana Di Indonesia hanya 1,7 persen. Bersama Sebab Itu, dia menyebut, perlu komunikasi Lebih Jelas Ditengah Indonesia dan AS Yang Terkait Bersama Produk Internasional perdagangan kedua Negeri.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Indonesia Bersama Sebab Itu Korban Konflik Bersenjata Dagang Trump, Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI