Seorang ibu Rumah tangga Lagi berbelanja Ke pasar tradisional Sebagai memenuhi kebutuhan sehari-hari. FOTO/dok.SINDOnews
“Iuran Tapera wajib, artinya suka atau tidak suka, Komunitas yang telah memenuhi persyaratan harus membayar iuran tersebut. Iuran ini berdampak kepada Komunitas Indonesia terutama yang menjadi peserta, Di bentuk pengurangan konsumsi Rumah tangga,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran Di pernyataannya, Selasa (4/6/2024).
Baca Juga: Tolak Tapera, Partai Buruh: Menambah Beban Buruh dan Rawan Dikorupsi
Adanya Tapera dan tidak bertambahnya pendapatan Komunitas dipastikan Akansegera Mengurangi konsumsi Rumah tangga. Situasi tersebut bisa lebih buruk jika Ketidakstabilan Ekonomi Di negeri tidak dikontrol. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi Rumah tangga menyumbang sebesar 54,93% Pada PDB Indonesia Ke triwulan tahun 2024. Artinya, iuran Tapera ini Akansegera memangkas konsumsi Komunitas dan berdampak juga Ke PDB Nasional.
Seperti diketahui, lebih Di 50% pengeluaran Rumah tangga Komunitas Indonesia adalah keperluan konsumsi Ketahanan Pangan. Jika ada pengurangan konsumsi sebagai efek Di Tapera, maka pengurangan Akansegera terjadi Ke sektor Ketahanan Pangan.
Hal ini, Di jangka panjang, dapat memengaruhi asupan Gizi Komunitas jika terjadi pengurangan konsumsi.
Walaupun sebagian besar Ketahanan Pangan diproduksi secara domestik, Indonesia juga masih bergantung Ke ketersediaan Ketahanan Pangan Internasional.
Indonesia mengimpor beberapa Barang Dagangan Ketahanan Pangan strategis yang tidak diproduksi secara mandiri Ke Di negeri. Misalnya saja Barang Dagangan bawang putih, kedelai, gandum, dan juga daging sapi. Fluktuasi Harga Internasional bisa berdampak Ke Ketidakstabilan Ekonomi Di negeri dan hal ini Berpeluang besar Merangsang Komunitas Sebagai Mengurangi konsumsinya. Pengurangan konsumsi makin berkurang jika Ketidakstabilan Ekonomi terjadi bersamaan Di pemberlakuan iuran Tapera.
Sebagai mencegah berkurangnya konsumsi Rumah tangga, Hasran merekomendasi beberapa hal. Pertama adalah mengganti kepesertaan Tapera Di wajib menjadi opsional, yang berarti Komunitas dapat memilih Sebagai menjadi peserta atau tidak, tergantung kebutuhannya masing-masing. Di cara ini, Komunitas Akansegera lebih leluasa Di mengatur pendapatannya termasuk mengatur alokasinya Hingga pengeluaran konsumsi. Kedua, pemerintah perlu memastikan keterjangkauan harga Ketahanan Pangan Di negeri.
Hal ini, salah satunya, dapat dilakukan Di Memperbaiki produktivitas Agrikultur Lewat penanaman modal Asing (PMA) Ke sektor ini. Banyaknya PMA masuk Hingga sektor Agrikultur, memungkinkan adopsi Keahlian Agrikultur yang lebih mutakhir dan bibit unggul. Keterjangkauan harga Ketahanan Pangan Di negeri juga dapat ditempuh Di memperjelas dan mempermudah regulasi Produk Impor Ketahanan Pangan.
“Ketersediaan Ketahanan Pangan Akansegera menekan Ketidakstabilan Ekonomi dan dapat Mengurangi dampak pengurangan konsumsi yang sangat Bisa Jadi terjadi akibat kewajiban iuran Tapera,” tambahnya.
(nng)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Gaji Terkikis, Pungutan Tapera hanya Menambah Beban Rumah Tangga