Data Center milik ST Telemedia Internasional Data Centres (STT GDC) yang sudah menggunakan Keahlian kecerdasan buatan. Foto: STT GDC
Chief Executive Officer Southeast Asia ST Telemedia Internasional Data Centres (STT GDC) Lionel Yeo mengatakan, penggunaan AI Ke pusat data berdampak besar.
“Kluster AI aktif Ke pusat data membuatnya lebih fleksibel, irit biaya, serta mendukung Keahlian GPU terbaru. Sangat cocok Untuk pelatihan dan inferensi Tren AI Ke berbagai industri. Baik itu perusahaan, pemerintah, dan penyedia layanan komputasi awan,” ungkapnya.
Hanya saja, fasilitas data center yang sudah mendukung AI masih sangat terbatas. “Di ini STT GDC merupakan operator internasional pertama Bersama data center Ke 6 Negeri Asia Tenggara, yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan terbaru Ke Vietnam. Ke Vietnam kapasitasnya lebih Bersama 500 MW,” bebernya.
Yeo menyebut, sebagian Bersama kapasitas tersebut dirancang Untuk melayani kluster AI. Tepatnya, Ke data center STT GDC Singapura dan Thailand.
Lalu, secara bertahap kluster AI tambahan Akansegera beroperasi Ke Filipina, Indonesia, dan Malaysia. “Setidaknya Di 2 tahun mendatang,” ungkapnya.
Fasilitas data center STT GDC Ke seluruh Asia Tenggara dirancang Untuk menampung chip GPU terbaru. Termasuk chip Blakwell milik NVIDIA yang dikenal canggih. “Rak-raknya Memperoleh daya tinggi, Bersama rentang 10-150 Kw per rak,” ungkap Yeo.
Data center tersebut juga dilengkapi solusi pendinginan cair Bersama sistim rendam (liquid immersion cooling) dan pendinginan langsung Di chip (direct to chip cooling).
Menurut Yeo, kawasan Asia Tenggara (SEA) Merasakan peningkatan Penanaman Modal Di Negeri data center Untuk memenuhi permintaan yang terus Meresahkan Akansegera infrastruktur dan layanan AI.
“Kami optimistis Potensi masih sangat besar. Karenanya STT GDC berekspansi Ke Negeri-Negeri seperti Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia,”ujarnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Data Center STT GDC Ikut Gunakan Kecerdasan Buatan, Ini Alasannya