Bisnis  

Campakkan BRICS, Arab Saudi Incar Kesepakatan Di AS Rp1.651 Triliun

loading…

Putra Mahkota Mohammed bin Salman. FOTO/Reuters

JAKARTA – Arab Saudi memilih mencampakkan BRICS dan memprioritaskan hubungan strategis Di Amerika Serikat (AS). Langkah ini dilakukan seiring upaya Riyadh mengamankan berbagai kesepakatan ekonomi dan Defender bernilai jumbo.

Mengutip laporan Reuters, Arab Saudi Di menjajaki kesepakatan pertambangan dan mineral Di AS menjelang kunjungan mantan Kepala Negara AS Donald Trump Ke Riyadh. Di Itu, Negeri Paman Sam dikabarkan berencana menawarkan paket kerja sama Defender senilai USD100 miliar atau Di Rp1.651 triliun.

Sejumlah perusahaan Defender besar asal AS, seperti Lockheed Martin, RTX Corp, Boeing, Northrop Grumman, dan General Atomics disebut Akansegera dilibatkan Di penyediaan persenjataan Untuk Arab Saudi.

Baca Juga: AS Jual Rudal AMRAAM Ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun

Keengganan Arab Saudi gabung Di BRICS dinilai sebagai strategi Untuk menjaga fleksibilitas diplomatik. Riyadh tampak ingin mempertahankan hubungan baik Di dua kekuatan Dunia sekaligus AS dan Negeri-Negeri BRICS sembari memaksimalkan manfaat ekonomi Di keduanya.

“Saudi masih melihat banyak sekali manfaat Di keterlibatan Di BRICS dan Negeri-Negeri anggotanya. Mereka Akansegera terus melakukan double dipping atau multi dipping Di kemitraan Dunia Pada mereka bisa,” ujar peneliti senior Arab Gulf States Institute Ke Washington, Robert Mogielnicki, dikutip Di Watcher Guru, Jumat (9/5).

Baca Juga: Trump Maki-maki Gubernur The Fed, Sebut Jerome Powell Tolol

Perhitungan Riyadh Pada ini merupakan keuntungan jangka pendek yang bisa diperoleh Di AS lebih besar dibandingkan manfaat menjadi anggota BRICS. Langkah ini sejalan Di upaya Arab Saudi mempertahankan target ambisius Di Visi 2030 Inisiatif pembangunan jangka panjang yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman termasuk transformasi ekonomi nonmigas dan modernisasi Defender.

(nng)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Campakkan BRICS, Arab Saudi Incar Kesepakatan Di AS Rp1.651 Triliun