Jakarta –
Mi instan kerap dijadikan salah satu menu andalan Sebagai sahur. Tak mengherankan, Konsumsi satu ini memang sangat simpel Sebagai dibuat dan Memperoleh rasa yang enak.
Tapi muncul pertanyaan, sebenarnya aman nggak sih mengonsumsi mi instan Di Di sahur? Berkaitan Di hal tersebut, spesialis Gangguan Untuk dr Yunita Indah Dewi, SpPD menjelaskan sebaiknya mi instan tidak dijadikan menu utama ketika sahur.
Selain rendah Konsumsi Bergizi, mi instan juga dapat Memperbaiki risiko masalah Kesejaganan lambung, khususnya Di orang-orang yang memang Memperoleh riwayat masalah asam lambung.
“Sebaiknya tidak konsumsi mie instan Di sahur Sebab mie instan rendah serat dan protein, serta tinggi lemak. Dan Sebagai Di pengidap maag Memperbaiki resiko kambuh Di puasa,” kata dr Yunita ketika berbincang Di detikcom, Selasa (18/2/2025).
Apabila memang terpaksa harus mengonsumsi mi instan, dr Yunita sangat menyarankan pembatasan jumlah porsinya. Di Itu, pastikan mi instan yang dikonsumsi juga sudah dikombinasikan Di sayur dan sumber protein agar lebih bernutrisi.
“Tapi apabila terpaksa mengonsumsi mi instan Di sahur, dibatasi konsumsinya, lalu dikombinasikan Di sayur dan sumber protein. Ini perlu dilakukan agar kebutuhan gizi tubuh tetap terpenuhi,” tambahnya.
Selain rendah Konsumsi Bergizi, perlu diperhatikan juga bahwa mi instan Memperoleh kalori yang sangat tinggi. Mengonsumsi Konsumsi tinggi kalori terlalu sering dapat Memperbaiki risiko kenaikan berat badan Di bulan puasa.
dr Rudy Kurniawan SpPD ketika dihubungi terpisah menuturkan bahwa salah satu faktor kenaikan berat badan Di bulan puasa adalah mengonsumsi Konsumsi secara berlebihan Di Di sahur dan berbuka. Ini perlu menjadi catatan Sebab seringkali Kelompok menjadi kalap Di makan Di bulan puasa.
“Faktor utamanya (kenaikan berat badan) itu Sebab asupan kalori berlebih. Itu disebabkan konsumsi Konsumsi tinggi gula, lemak, dan porsi besar Di berbuka dan sahur,” ujar dr Rudy.
“Di Itu, faktornya juga bisa Di penurunan Olah Raga Di berpuasa. Pengurangan gerak menyebabkan surplus energi yang disimpan lemak. Di Itu gangguan regulasi hormon juga berpengaruh, Sebab kurang tidur Memperbaiki ghrelin (hormon lapar) dan menurunkan leptin (hormon kenyang), yang memicu overeating,” tandasnya.
(avk/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Bangun Mepet Imsak, Ini Saran Praktisi Medis Buat yang Terpaksa Sahur Di Mi Instan