Denpasar –
Izin pembangunan hotel Bali dipersoalkan Sebab dinilai diobral hingga penginapan kesulitan mencapai okupansi ideal. Pengalola hotel memilih Untuk Berjuang Di persaingan itu Di membuat pembeda.
Pembangunan sebuah vila Hingga Bali dikecam Sebab sampai memotong tebing. Netizen pun geram, Bali Disorot menyepelekan tata kelola ruang Area.
Lebihterus mudah membangun hotel, otomatis jumlah penginapan Hingga Bali Lebihterus Menimbulkan Kekhawatiran. Persaingan antar hotel pun terlihat ketat.
Di data yang dimiliki PHRI Bali, Di ini Hingga Pulau Dewata Memperoleh lebih Di 3.500 hotel Di kapasitas kamar Disekitar 146 ribu kamar. Okupansi hotel Hingga Bali tidak pernah mencapai persentase ideal Di 2010 hingga 2024.
Di 14 tahun terakhir rata-rata okupansi hotel hanya berkisar Di 60% hingga 62%. Adapun, tingkat rata-rata okupansi hotel idealnya adalah 70% hingga 75%. Di persentase keterisian itu, hotel mampu menjalankan operasional Di baik.
Merespons Permasalahan ini, Theresa Yudistira, corporate director of marketing Di Adiwana Hotel and Resort, merespons penilaian itu. Adiwana Hotel and Resort adalah salah satu hotel terbaik dunia yang dirilis Di Tripadvisor Melewati Traveler Choice Best of Best Awards 2024.
“Kami tidak takut bersaing Di hotel-hotel Mutakhir, Sebab kami percaya bahwa setiap hotel Hingga Adiwana Hotels & Resorts Memperoleh keunikan dan keunggulannya masing-masing, Di target market tersendiri,” kata Theresa Di Kamis (13/6).
Theresa menjelaskan bahwa Adiwana Hotel and Resort selalu berevolusi dan Mengadaptasi Di perubahan maupun trend yang ada, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki Di brand. Ini mengapa, Adiwana Hotel and Resort tidak terlalu ambil pusing soal persaingan.
“Kami menjadikan persaingan sebagai Semangat Untuk terus berevolusi menjadi lebih baik lagi,” ujar dia.
Adiwana Memperoleh 11 properti yang tersebar Hingga Ubud hingga Nusa Penida. Theresa mengaku bahwa Sampai Sekarang okupansi mereka tetap aman.
“Sampai Sekarang, tidak mempengaruhi. Okupansi hotel2 kami masih terjaga Hingga level yang baik. Masalah air pun tidak ada,” kata dia.
Cynthua Gabriella, Cluster Asstant Marketing Communications Manager SereS Springs Resort & Spa Singakerta pun Memperoleh pendapat yang sama.
“Kalau Di SereS sendiri merasa ada pesaing Mutakhir pasti sih, cuma kita cukup pede Di service dan properti kita,” ujar Cynthia.
Lebih Jelas, market Di SereS Springs Resort & Spa Singakerta tak melulu honeymooners.
“Soalnya properti kita punya fasilitas meeting dan event terbaik Hingga Ubud,” kata dia.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Bali Obral Izin Pembangunan Hotel, Pengelola Penginapan: Persaingan Harus Dihadapi