Bali “Dijajah” Turis Asing, Warlok Tak Boleh Karena Itu Penonton!

Perjalanan Di Luarnegeri Bali dinilai Untuk tak baik-baik saja, Malahan ada yang menyebut Pulau Dewata dijajah turis Asing. Warga lokal diminta Untuk tidak hanya menjadi penonton.

Penilaian pengelolaan Perjalanan Di Luarnegeri Bali amburadul itu disuarakan Di Mantan Ri RI Megawati SUkarno Putri. Dia menyebut kafe dan tempat Kehidupan Malam Di Bali menjadi sarang peredaran Psikotropika.

Di Itu, muncul “New Moscow” Di peta yang lokasi wilayahnya adalah Canggu. Wanda Ponika, pendiri Wanda House of Jewels, Melewati salah satu unggahannya Di media sosial, Malahan menyebut Bali dijajah turis Asing Lantaran banyak WNA yang memulai Usaha dan bekerja Di visa turis.

Ungkapan Bali yang kini “dijajah” Di WNA ditanggapi Di pemerhati Perjalanan Di Luarnegeri sekaligus Guru Besar Perjalanan Di Luarnegeri Universitas Udayana, Prof. Dr. Drs. I Putu Anom, M.Par. Dia menyebut, penjajahan ini bermakna bahwa perekonomian warlok sudah mulai “direbut’ Di WNA yang mulai berbisnis Di Bali.

“Orang Asing atau WNA ini kan wisatawan dan tidak boleh bekerja atau berbisnis Di Lokasi tujuan wisata. Karena Itu dijajah ini bermakna ekonomi lokal kita sudah mulai diambil,” kata dia.

Menurut Anom, kini WNA sudah mulai merambah beberapa usaha Di Lokasi wisata, seperti penyewaan sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua dan membangun properti. Dia menyebut, permasalahan ini bermula Di kurang ketatnya pengawasan Di pihak berwenang Pada perilaku wisatawan.

“Pengawasan Di pemerintah kurang ketat, baik Di provinsi hingga Di desa adat. Terkadang ada oknum warlok yang mau bekerja sama Di WNA, Karena Itu WNA bisa berbisnis Di Bali. Mulai ada yang menyewakan Kendaraan Bermotor Roda Dua dan membangun properti, Karena Itu itu wajib diawasi,” tutur dia.

Merespons kekhawatiran warga Bali, Anom menjelaskan solusi Di “penjajahan ekonomi” ini terletak Di tangan pemerintah dan warlok Bali. Pemerintah harus tegas dan warlok tak boleh Karena Itu penonton Di Lokasi sendiri.

“Pemerintah baik Di provinsi hingga pemerintah desa harus tegas. Masalah perizinan dan masa tinggal wisatawan juga harus diperketat. Agar tak ada wisatawan yang berbisnis dan overstay Di Bali,” ujar Anom.

“Warga Bali juga wajib waspada dan harus mulai sadar bahwa perekonomian perlahan mulai diambil alih. Sebagai orang lokal kita harus memperjuangkan perekonomian Bali dan jangan sampai Karena Itu penonton Di Lokasi kita,” dia menambahkan.