Jakarta –
Sumaiya Ansari yang berusia dua tahun, warga kota Byrnihat Ke India yang menduduki Pangkat teratas sebagai Lokasi metropolitan paling tercemar Ke dunia versi Swiss Group IQAir, berjuang melawan masalah pernapasan Di beberapa hari Sebelumnya dirawat Ke Fasilitas Medis Ke bulan Maret dan diberi Dukungan oksigen.
Ia adalah salah satu Di banyak warga kota industri Ke India yang Merasakan Gangguan yang menurut Praktisi Medis kemungkinan besar Yang Terkait Didalam Didalam paparan polusi yang tinggi.
“Itu sangat menakutkan, napasnya seperti ikan,” kata Abdul Halim, ayah Ansari, kepada Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data IQAir, rata-rata konsentrasi tahunan PM2,5 Ke Byrnihat Ke tahun 2024 mencapai 128,2 mikrogram per meter kubik. Angka ini lebih Di 25 kali lipat melebihi ambang batas aman yang direkomendasikan Dari Organisasi Kesejajaran Dunia (WHO), yakni 5 mikrogram per meter kubik.
PM2,5 adalah partikel halus berukuran 2,5 mikron atau lebih kecil yang dapat masuk hingga Hingga saluran pernapasan paling Di, Malahan mencapai paru-paru. Paparan jangka panjang Pada partikel ini diketahui dapat memicu berbagai Gangguan serius, seperti asma, bronkitis kronis, Gangguan jantung, serta Meningkatkan risiko kematian akibat gangguan pernapasan.
Menurut data pemerintah, jumlah Peristiwa Pidana Penyakit Menyebar saluran pernapasan Ke Daerah tersebut Menimbulkan Kekhawatiran menjadi 3.681 Ke tahun 2024 Di 2.082 Ke tahun 2022.
“Sembilan puluh persen pasien yang kami lihat setiap hari datang Didalam keluhan batuk atau masalah pernapasan lainnya,” kata Dr J Marak Di Pusat Kesejajaran Primer Byrnihat, dikutip Reuters.
Penduduk setempat mengatakan udara beracun tidak hanya menyebabkan gangguan pernapasan, tetapi juga menimbulkan ruam kulit, iritasi mata, merusak tanaman, hingga membatasi Kegiatan sehari-hari seperti menjemur Pengganti Ke luar Tempattinggal.
“Semuanya tertutup debu dan jelaga,” kata petani Dildar Hussain.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ngerinya Standar Udara Kota Paling Tercemar Ke Dunia, Begini Nasib Warganya