loading…
Apple menjadi perusahaan Di penurunan saham paling besar Ke Amerika. Foto: Reuters
Saham Apple mencatat penurunan terburuknya Dari Maret 2020, anjlok lebih Di 9%, menghapus lebih Di USD310 miliar (Rp4.863 triliun) Di kapitalisasi pasarnya.
Menurut para analis, Sebab pusat produksinya Ke luar negeri pembuat iPhone rentan dikenai tarif.
“Kekhawatiran Berencana tarif Terbaru yang diumumkan Dari Pemimpin Negara Trump telah memicu Unjuk Rasa jual besar-besaran Ke pasar saham, terutama Ke sektor Ilmu Pengetahuan. Apple, Di ketergantungan produksinya Ke China, menjadi salah satu yang paling terpukul,” ujar seorang analis pasar terkemuka.
Trump Mengintroduksi tarif yang Berencana berdampak Ke Disekitar 185 Bangsa, termasuk mitra dagang terbesar Amerika Serikat. Tarif timbal balik tambahan, misalnya, Berencana mencakup tarif 34% Sebagai Perdagangan Masuk Negeri Di China, tarif 20% Sebagai Perdagangan Masuk Negeri Di Uni Eropa, 46% Sebagai Perdagangan Masuk Negeri Di Vietnam, 32% Sebagai Perdagangan Masuk Negeri Di Taiwan, dan 26% Sebagai India — semuanya mulai berlaku Ke 9 April.
Khususnya, tambahan Ppn 34% Sebagai China Berencana ditambahkan Ke tarif 20% yang sudah ada Ke Bangsa itu, yang berarti total tarif Berencana naik menjadi 54%. China adalah pusat produksi terpenting Apple, Di Disekitar 85% iPhone diproduksi Ke sana.
“Apple memproduksi hampir semua iPhone mereka Ke China, dan pertanyaannya adalah seputar pengecualian dan pembebasan Ke Aturan tarif ini jika perusahaan-perusahaan tersebut membangun lebih banyak operasi, pabrik, dan fasilitas Ke AS seperti yang diumumkan Apple Ke bulan Februari,” kata analis Wedbush, Dan Ives.
Pada ketegangan perdagangan Menimbulkan Kekhawatiran, Apple bergerak Sebagai Memperbaiki rantai pasokannya Ke luar China, Memperbaiki Produksi Ke tempat-tempat seperti India dan Vietnam.
Tetapi Di pengumuman tarif Terbaru yang Berencana berdampak Ke Bangsa-Bangsa tersebut juga, ruang Sebagai bernapas menjadi terbatas.
“Kekhawatiran Berencana berpusat Ke dampak harga dan margin bersama Di apa artinya ini Bagi rantai pasokan Internasional Ke masa mendatang,” kata Ives.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Apple Kehilangan USD300 Miliar Akibat Tarif Trump