Pulau Kunti Dilarang Dimasuki Manusia, Ini Alasannya Ditutup

Pulau Kunti adalah kawasan geopark nasional dikenal pemandangan alamnya yang indah. Tempatnya ada Hingga Di area Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Dunia Geopark (CPUGG), Sukabumi.

Akan Tetapi mulai tahun 2024, Pulau Kunti terlarang Untuk dimasuki manusia. Padahal, tempat seindah itu kerap Memikat wisatawan.

Alasan Pulau Kunti Ditutup

Salah satu alasan Pulau Kunti ditutup Untuk umum Sebab ada banyak pedagang ilegal dan perambahan lahan Hingga kawasan ini sudah Lebih mengkhawatirkan. Sampai-sampai ada kebun singkong Hingga sana.

Di catatan detikcom, Kepala Resor (Kares) Cikepuh Iwan Setiawan, mengatakan bahwa Aturan penutupan ini diambil sudah Lewat banyak pertimbangan dan sosialisasi.

“Kalau saya sendiri Di dulu sudah sosialisasi, hanya banyak pertimbangan ya. Bukan berarti saya Memberi Aturan. Waktu itu, warung masih tidak bertambah, sekarang warung bertambah. Hingga belakangnya ada kebun, kebun singkong, kebun pisang. Ini Lebih hancur,” ungkap Iwan kepada detikJabar (01/12/2023) lalu.

Iwan juga menjelaskan bahwa sebenarnya Di dulu tidak diperbolehkan ada kegiatan apapun Hingga kawasan Pulau Kunti. Pasalnya, itu merupakan kawasan konservasi, baik Pulau Kunti maupun pasir putih.

“Ada kegiatan Hingga sana itu Di dulu ilegal, tidak boleh berdasarkan aturan Perundang-Undangan No. 5 Tahun 1990 itu tidak boleh, tentang konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya, makanya kemarin bukan apa-apa ini Dari Sebab Itu beban moral juga baik Untuk KLHK, ataupun Geopark,” tegasnya.

Sebab perhitungan dampak Pada Pada status Geoprak itulah, yang Dari Sebab Itu sebab alasan Pulau Kunti tidak boleh dimasuki lagi.

Hingga sisi lain, Regu asesor UNESCO Akansegera melakukan revalidasi kawasan Hingga akhir tahun 2024. Jika nanti melihat kawasan konservasi semrawut, kumuh, ditakutkan nilai geoparknya Akansegera turun Malahan bisa dicoret.

“Makanya kami Di badan pengelola geopark kemarin Mengadakan pertemuan, antisipasi tahun 2024 akhir Akansegera ada revalidasi,” jelas Iwan.

Lalu, bagaimana jika ada wisatawan? Iwan mengatakan, kunjungan tetap diperbolehkan, tapi hanya sebatas melihat Di perahu wisata tanpa memasuki kawasannya.

“Harapan GM Geopark, berkaca Ke geopark yang ada Hingga Korea, pengunjung melihat dipinggir laut, begitu kan nggak bisa turun Di perahu. Kemarin hasil Diskusi ada kesepakatan bersama, pelaku usaha wisata, dagang perahu, sepakat sampai 30 desember Untuk minta waktu. Per Januari sudah steril,” ungkapannya.

Sekilas tentang Pulau Kunti

Pulau Kunti merupakan salah satu pulau kecil Hingga kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Pulau Kunti sendiri ada Hingga ujung semenanjung area Gunung Badak, kawasan Hutan Suaka Margasatwa Cikepuh (Cagar Alam Cibanteng).

Tempat ini juga dikenal Di pasir putih dan deretan karang sisa lava gunung api. Menurut Pak Saman, seorang warga sekaligus Geo Ranger CPUGG, Pulau Kunti yang Hingga ujung semenanjung terbentuk Di sedimen Batuan Melan.

“Itu usianya diperkirakan Antara 55 juta tahun sampai 65 juta tahun, itu semua hasil reduksi sesar tidak bisa dipatahkan lagi batuan itu Di laut. Sebab disana itu ditemukan fosil namanya numulates,” jelasnya kepada detikJabar.

Kenapa Dinamakan Pulau Kunti?

Konon, dinamakan Pulau Kunti Sebab diambil Di kisah suara tawa khas kuntilanak, makhluk halus sosok perempuan berbaju putih Hingga kawasan tersebut.

Kisah ini sudah terkenal turun temurun, dan menjadi misteri Untuk warga Hingga Kampung Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Tapi ternyata, asal tawa kuntilanak Hingga Pulau Kunti bisa dijelaskan secara ilmiah. Hingga mana, hasil suara terbuat secara alami.

“Pulau Kunti terbentuk Di kompleks batuan konglomerat (batuan melan) yang dihasilkan Di lava gunung api jutaan tahun lampau. Suara itu Akansegera terdengar, Pada air laut Hingga Disekitar pulau pasang,” ungkap Saman.

Deretan pulau membentang Hingga kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Sukabumi. Salah satu pulau Hingga kawasan tersebut dinamai Pulau Kunti. Foto: Syahdan Alamsyah

Pulau Kunti, Sukabumi Foto: (Mukhlis/detikTravel)

Gelombang yang menghantam batuan, Akansegera memperdengarkan suara seperti tawa kuntilanak. Gema itu juga merambat hingga Hingga Disekitar pulau.

“Nah batuan itu berbentuk mirip dam Akan Tetapi berongga. Ketika ada gelombang menghantam, suara dentuman itu bergema mirip suara kuntilanak,” tambah Saman.