Wisata  

8 Destinasi Wisata Dunia Terancam Punah gegara Krisis Lingkungan



Jakarta

Belakangan muncul Tren wisata Di tempat yang Berpeluang punah. Destinasi wisata apa saja yang disebut-sebut bakal hilang itu?

Mereka menamainya Didalam ‘Perjalanan Di Luarnegeri kesempatan terakhir’. Destinasi wisata yang Di Diselidiki Sebab diprediksi hilang Didalam muka bumi itu adalah objek wisata alam yang kalah Didalam Krisis Lingkungan.

Jika bumi terus rusak, kemungkinan besar generasi Di masa datang hanya bisa Menyaksikan wisata alam itu Didalam foto atau video. Yang menakutkan adalah hilangnya sebuah kawasan dapat mengakibatkan efek domino kehilangan-kehilangan lain, termasuk air tawar, udara bersih, sampai sumber Hidangan yang bergizi.


Di Di destinasi wisata itu, berikut ini delapan lokasi yang diprediksi segera lenyap Didalam muka bumi:

1. Hutan Amazon

Hujan Amazon adalah hutan tropis yang rimbun Didalam luas lebih Didalam 3,2 juta kilometer persegi Di Amerika Selatan. Hutan Amazon yang melintang Di sembilan Bangsa.

Hutan itu merupakan Tempattinggal Bagi 10 persen spesies Di dunia Didalam keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Tetapi, kenaikan suhu telah mengancam hewan-hewan itu. Di Di Itu, industri juga memangkas luas hutan Amazon.

Tahun 2018, World Wide Fund (WWF) memperingatkan bahwa setengah Didalam satwa liar Di Amazon bisa hilang Di 50 tahun Di Didepan.

“Di Pada anak-anak kita tumbuh besar, tempat-tempat seperti Amazon dan Kepulauan Galapagos kemungkinan tidak dapat dikenali lagi,” kata CEO WWF Tanya Steele, seperti yang dikutip Didalam Stacker.

Sebuah studi yang dipimpin University of Leeds, yang berkolaborasi Didalam 100 ilmuwan Didalam lebih Didalam 30 organisasi Di seluruh dunia Berkata spesies pohon Di Hutan Amazon diketahui mengubah komposisinya Sebagai Menyesuaikan Didalam lingkungan, tetapi tidak dapat melakukannya Didalam cukup cepat Sebagai mengimbangi Krisis Lingkungan.

2. Hutan Indonesia

Kawasan hutan tropis Di Sungai Sekonyer,Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Di (Agung Pambudhy/detik.com)

Ancaman kepunahan yang sama juga terjadi Di hutan Borneo, yang melintang Di Di Indonesia, Malaysia, dan Brunei.

Hutan Borneo menjadi Tempattinggal Bagi lebih Didalam 230 spesies mamalia (44 endemik), 420 burung (37 endemik), 100 amfibi, 394 ikan (19 endemik), dan 15.000 tanaman (6.000 endemik). Terdapat 15.000 spesies tanaman, dan lebih Didalam 1400 amfibi, ikan, burung, mamalia, dan reptil, dan insekta yang belum diketahui

Hutan Borneo dirusak Didalam kegiatan eksploitasi hutan Sebagai industri, berupa pembakaran lahan Sebagai diambil kayu, pulp, karet dan mineral.

3. Alaska

Huge chunks of Bering Sea ice drift ashore on St. Lawrence Island in Alaska. Climate change has changed this scene. There is less ice today, an earlier breakup, and shoreline erosion that once was prevented by the ice piling ashore.Es Di St. Lawrence Island, Alaska mencair. (Getty Images/iStockphoto/Jim Williams)

Puncak Alaska yang terjal, sungai yang deras, dan medan yang indah menjadikannya destinasi wisata yang menakjubkan yang dipenuhi Didalam beruang, ikan, rusa, bison, dan satwa liar lainnya.

Lewat kapal pesiar atau trekking, hampir 2 juta orang Melakukan Kunjungan Di Bangsa Dibagian utara Di tahun 2016. Fourth National Climate Assessment Berkata Alaska menjadi destinasi wisata yang terancam punah.

Ancaman termasuk garis pantai yang memburuk, lapisan es yang mencair, jalan yang runtuh, dan pohon yang tumbuh Di Lokasi yang dulunya adalah tundra.

Tidak Cuma Itu, satwa liar juga menderita, beberapa terancam punah.

“Alaska berada Di garis Didepan Krisis Lingkungan dan merupakan salah satu kawasan Didalam pemanasan tercepat Di Bumi,” kata laporan itu.

“Pemanasan Di sana lebih cepat daripada Bangsa Dibagian lain, dan Berjuang Didalam segudang masalah yang Yang Terkait Didalam Didalam Krisis Lingkungan.”

Selain Alaska, destinasi wisata bersalju lainnya seperti Antartika, Islandia, Patagonia, Glacier National Park, Chamonix, dan Aspen juga Menyaksikan masalah yang sama.

Jika Krisis Lingkungan Lebihterus ekstrem, pemandangan gunung bersalju kemungkinan hanya tinggal kenangan.

4. Napa Valley, California

Napa Valley Wine Train di CaliforniaNapa Valley Wine Train Di California (Getty Images/Pgiam)

Napa Valley merupakan kebun anggur yang luas. Kawasan itu menjadi destinasi wisata Didalam kebun anggur dan produsen wine terbaik Di dunia. Sudah begitu kawasan itu Memperoleh garis pantai yang indah.

Sebelumnya Krisis Lingkungan terjadi seekstrem sekarang, petani anggur Di sana bisa Memperoleh hasil panen yang subur dan tepat waktu. Akibat pemanasan Dunia, musim panen Karena Itu tak menentu. Rasa wine-nya yang dikenal enak juga mulai Menyaksikan perubahan.

5. Air Terjun Victoria, Zimbabwe

air terjunAir Air terjun Victoria (Thinkstock)

Terletak Di barat Zimbabwe Di Taman Nasional Hwange, Air Terjun Victoria ialah air terjun terbesar Di dunia. Terbentang lebih Didalam setengah kilometer, air mengucur deras Didalam ketinggian Di 108 meter. Saking derasnya, air terjun ini hanya terlihat seperti kabut Pada ditatap Didalam kejauhan.

Tetapi sayangnya, Dunia Climate Risk Index menempatkan Zimbabwe Di Pangkat dua Di tahun 2018. Krisis Lingkungan yang menyebabkan pemanasan Dunia mulai membuat kucuran air Di sini berkurang. Dikhawatirkan, Air Terjun Victoria Akansegera kering selamanya.

Jika Air Terjun Victoria yang sebegitu derasnya bisa terancam kekeringan, bagaimana Didalam nasib air terjun Di Indonesia seperti Tumpak Sewu atau Sigura-gura?

6. Macchu Picchu

Tourists visit the ancient Inca ruins of Machu Picchu in the Urubamba valley, seventy-two kilometres from the Andes city of Cusco, on February 15, 2023, for the first time after they were closed to the public for security reasons on January 21, after protesters blocked the railways during protests against the government of President Dina Boluarte that have shaken the Andean country since December 7, 2022. (Photo by Carolina Paucar / AFP) (Photo by CAROLINA PAUCAR/AFP via Getty Images)Machu Picchu Di Urubamba valley (Carolina Paucar/AFP)

Terletak Di Pegunungan Andes Peru, Machu Picchu Menarik Perhatian 1,5 juta wisatawan sepanjang tahun 2018. Kini, konservasionis khawatir bahwa situs tersebut dapat rusak jika Krisis Lingkungan terus mempengaruhi cuaca.

Secara historis, areanya cukup kering. Tetapi Sebelum cuaca Lebihterus ekstrem, kompleks peninggalan Suku Inca ini sering Menyaksikan hujan lebat.

Hujan yang terlalu lebat bisa berdampak Di kerentanan area dan bangunan bersejarah itu, mulai Didalam ancaman longsor sampai erosi.

Cuaca ekstrem seperti Di Machu Picchu kemungkinan juga bakal berbahaya Bagi eksistensi bangunan bersejarah lain Di dunia, seperti Piramida Giza, Kanal Venesia, sampai Candi Borobudur.

7. Great Barrier Reef, Australia

Pemijahan di Great Barrier ReefPemijahan Di Great Barrier Reef (CNN)

Krisis Lingkungan yang menyebabkan pemanasan Dunia membuat suhu air laut menghangat. Peningkatan suhu air laut itu menyebabkan terumbu karang memutih hingga mati. Padahal, Di terumbu karang hidup berbagai hewan kecil dan plankton yang menjadi sumber Hidangan Bagi ikan-ikan besar, Justru burung-burung laut.

Sebab terumbu karang tidak bisa lagi menjadi tempat hidup, ikan dan plankton itu pun kabur Sebagai mencari terumbu karang yang masih hidup.

Selain suhu yang menghangat, kerusakan lingkungan Di dasar laut juga disebabkan Didalam limbah Tempattinggal tangga (termasuk Karya resor atau kapal pesiar yang tak bertanggungjawab) serta penangkapan ikan yang menggunakan Metode jaring, racun, atau bom.

Berkurangnya jumlah ikan Di bumi juga dapat disebabkan Didalam musim yang tak menentu Di Krisis Lingkungan, Supaya mereka gagal bermigrasi dan bereproduksi.

Kekhawatiran yang sama juga bisa saja terjadi Di spot-spot menyelam populer Di Indonesia, seperti Raja Ampat atau Bunaken.

8. Maladewa

Ilustrasi indahnya MaladewaIlustrasi indahnya Maladewa (clubmed.com.sg)

Terletak Di perairan pirus Laut Arab, Kepulauan Republik Maladewa adalah salah satu destinasi wisata kepulauan yang paling populer Di dunia.

Tetapi, sebagian besar pulau Akansegera kehilangan air tanah yang dapat diminum Di tahun 2100, jika tidak lebih cepat, menurut penulis laporan April 2018 yang diterbitkan Di jurnal Science Advances.

Selain krisis air bersih, Maladewa juga diramalkan tenggelam Sebab level air laut Lebihterus tinggi, akibat hilangnya kawasan yang ditumbuhi pepohonan Di Bumi, Supaya air Didalam langit tidak diresap Didalam baik Didalam tanah.

Berbicara Di konferensi iklim Organisasi Internasional tahun lalu, mantan Ri Maladewa, Mohamed Nasheed, mengatakan negaranya Akansegera melakukan segala daya Sebagai mencegahnya dan menjaga kepala kita tetap Di atas air.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: 8 Destinasi Wisata Dunia Terancam Punah gegara Krisis Lingkungan