Bareskrim Polri Buka Kemungkinan 17 WNI Korban TPPO Karena Itu Dugaan Pelaku Mengelabui Orang Lain Online

Dittipidsiber Bareskrim Polri membuka Kemungkinan 17 korban TPPO menjadi Dugaan Pelaku Tindak Kejahatan Mengelabui Orang Lain online berkedok lowongan kerja paruh waktu atau part time. Foto: SINDOnews/Riana Rizkia

JAKARTA – Dittipidsiber Bareskrim Polri membuka Kemungkinan 17 korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) menjadi Dugaan Pelaku Tindak Kejahatan Mengelabui Orang Lain online berkedok lowongan kerja paruh waktu atau part time.

“Adapun mereka Karena Itu Dugaan Pelaku kita Akansegera melihat sejauh mana perannya. Alat bukti lain yang kira-kira menguatkan. Kalau nanti kuat, alat bukti cukup, tidak menutup kemungkinan Karena Itu Dugaan Pelaku,” ujar Kasubdit II Dittipidsiber Bareskrim Polri Kombes Pol Alfis Suhaili Di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2024).

Sebanyak 17 WNI yang Memiliki keahlian Di bidang informatika menjadi korban TPPO dan dikirim Hingga Dubai. Mereka tidak mengetahui Akansegera dipekerjakan sebagai scammer.

Sebelumnya Itu, Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Pol Himawan Bayu Aji mengatakan, para korban ditawari Untuk bekerja Di Dubai Di gaji hingga Rp15 juta per bulan.

Setelahnya direkrut sebagai scammer, mereka bakal melancarkan Protes penipuannya Melewati media Telegram dan WhatsApp.

“Korban ditawari pekerjaan sebagai pekerja kantor yang berhubungan Di Pc Di luar negeri Di gaji 3.500 dirham atau Rp15 juta per bulan,” ujar Himawan, Selasa (16/7/2024).

Korban tak hanya berasal Untuk Indonesia, tapi sejumlah warga Negeri China, India, hingga Thailand. Mereka tergiur lalu diberangkatkan Hingga luar negeri dan dibawa Hingga sebuah tempat.

“WNI sebanyak 17 orang, WN Thailand 10 orang, WN China 21 orang, dan WN India 20 orang (menjadi korban TPPO),” katanya.

Para korban merasa dijebak Dari sindikat ZS Sebab awalnya dijanjikan sebagai pekerja kantoran Di Dubai, Akan Tetapi malah bekerja sebagai operator Mengelabui Orang Lain Melewati media sosial.

“Dibriefing Di lokasi bahwa tugas operator mencari korban WNI Di Metode social engineering,” ujarnya.

“Metode social engineering artinya dia mem-blasting link website Setelahnya Itu mempelajari pola-polanya Untuk menawarkan Penanaman Modal Untuk Negeri ataupun pekerjaan paruh waktu Di hasil yang direkayasa Agar korban Merasakan untung atau komisi,” sambungnya.

(jon)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Bareskrim Polri Buka Kemungkinan 17 WNI Korban TPPO Karena Itu Dugaan Pelaku Mengelabui Orang Lain Online