Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Rifyal Ka’bah Foundation Gelar Bedah Bacaan Penegakan Syariat Islam Ke Indonesia

Partai Bulan Bintang (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bekerja sama Bersama Rifyal Ka’bah Foundation Melakukan bedah Bacaan Penegakan Syariat Islam Ke Indonesia karya Prof Dr Rifyal Ka’bah. Foto: Ist

JAKARTA – Partai Bulan Bintang (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bekerja sama Bersama Rifyal Ka’bah Foundation Melakukan bedah Bacaan “Penegakan Syari’at Islam Ke Indonesia” karya Prof Dr Rifyal Ka’bah. Kegiatan yang dilaksanakan Ke Markas DPP Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jakarta ini diisi pemateri andal yakni Hamdan Zoelva (Ketua Mahkamah Konstitusi 2013-2015) dan Lalu Zulkifli (Ketum Gerakan Kajian Indonesia).

Hamdan mengatakan, Bacaan ini merupakan himpunan tulisan almarhum Prof Dr Rifyal Ka’bah yang telah disampaikannya Untuk berbagai seminar dan pengajaran, khususnya yang berkaitan Bersama hukum islam sepanjang reformasi akhir 1990-an hingga 2002.

Isi Bacaan ini Menunjukkan betapa pentingnya memahami Syari’at Islam dan bagaimana penerapannya Ke Indonesia. Hamdan menilai penerapan Syari’at Islam tidak bertentangan Bersama sistem hukum yang berlaku Ke Indonesia Pada ini.

Mantan kader Perserikatan Bangsa-Bangsa ini menegaskan penegakan Syari’at Islam Ke Indonesia harus mempergunakan cara transformasi, yaitu mentransformasikan Syari’ah dan Fiqh hasil pemikiran para ulama Untuk peraturan perundang-undangan tertulis. Agar, penerapan syariah cocok Bersama perkembangan zaman dan Situasi Indonesia.

“Untuk segi dasar konstitusional, tidak ada masalah Bersama transformasi syariat atau hukum Islam Di Untuk hukum nasional Indonesia. Tapi, hal ini sangat tergantung Ke kemauan politik pembentuk undang-undang Sebagai melakukannya,” ujar Hamdan Pada Bersama Sebab Itu pemateri bedah Bacaan Penegakan Syariat Islam Ke Indonesia, Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Untuk Bacaan tersebut, penulis membagi syariat Untuk dua kelompok besar yakni syariat yang bersifat diyani dan bersifat qadha’i.

Hamdan yang juga pengawas Rifyal Ka’bah Foundation ini menilai kerancuan pemahaman Untuk penerapan syariat terletak Ke ketidakmampuan membedakan Antara syariat diyani yang Yang Berhubungan Bersama Bersama masalah-masalah ubudiyah dan syariat qadha’i yang Yang Berhubungan Bersama Bersama amaliah kehidupan keduniaan Sebagai menyelesaikan masalah-masalah sosial dan kenegaraan.

“Nah, proses transformasi yang harus dilakukan adalah transformasi syariat yang qadha’i itu Untuk perundang-undangan Sebagai mengatasi masalah sosial dan keduniaan,” katanya.

Menurut Hamdan, Rifyal Ka’bah merupakan salah satu mantan ketua DPP Perserikatan Bangsa-Bangsa. Rifyal juga pernah menjadi Dewan Pakar Hukum Departemen Kehakiman dan Hak Fundamental.

Penerapan Syari’at Islam merupakan salah satu perjuangan mantan Hakim Agung Rifyal Ka’bah. Hal tersebut terekam Untuk Bacaan Penegakan Syari’at Islam Ke Indonesia.

“Ini sebuah Bacaan karya akademisi Hakim Agung yang luar biasa. Cita-cita beliau sekarang sudah banyak menjadi hukum nasional dan banyak menjadi undang-undang. Bacaan ini sangat penting dibaca Bersama politisi Untuk partai-partai Islam, khususnya kader-kader Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujarnya.

Dia optimistis hukum syariat Islam Akansegera terus berkembang seiring perkembangan waktu dan kehidupan.

(jon)

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Rifyal Ka’bah Foundation Gelar Bedah Bacaan Penegakan Syariat Islam Ke Indonesia