Wisata  

Menelusuri Jejak Kejayaan Rempah Nusantara Di Museum Bahari



Jakarta

Indonesia sohor Didalam kekayaan rempah-rempah Di masa lalu sampai-sampai menjadi buruan Negeri-Negeri Eropa. Jejak itu ada Di Museum Bahari.

Bangunan sejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan rempah-rempah nusantara adalah Museum Bahari Di Penjaringan, Jakarta Utara. Bangunan tersebut dulu merupakan gudang penyimpanan rempah-rempah dan dibangun Dari seorang arsitek asal Belgia bermana Jacques de Bollan.

“Museum Bahari dulunya itu adalah gudang rempah-rempahnya VOC dan dibangunnya itu tahun 1652. Tapi dulunya itu bentuknya tidak seperti ini, bentuknya itu hanya Tempattinggal bertingkat biasa terus mulai dibangun sepanjang ini itu 1718 dan itu bertahap serta bisa dilihat Di pintu-pintu Di Museum Bahari,” kata Educator Museum Bahari, Dita Amelia, kepada detikTravel, Rabu (26/6/2024).


Di kawasan gudang rempah ini terdapat beberapa bangunan dan bangunan utama gudang rempah ini Di tiga lantai. Setiap lantai gudang penyimpanan itu Memiliki fungsinya masing-masing, lantai pertama sebagai tempat penyimpanan rempah, lantai dua Untuk pengemasan rempah-rempah, dan lantai ketiga dipakai Untuk tempat menjemur rempah-rempah.

Dan sebagian besar bangunan Di Museum Bahari ini masih serupa Didalam masa lalu, material kayu yang ada pun masih kokoh. Dita menjelaskan kalau bangunan ini masih sama Didalam Pada masih berjaya. Ia juga menerangkan ada dua jenis kayu yang dipakai sebagai material rangka Untuk bangunan ini.

“Ini bangunan masih sama kaya dulu, ada beberapa yang Di kayu ulin dan beberapa Di kayu jati. Kayu ulinnya itu Di Kalimantan dan jatinya itu Di Area Jatinegara,” kata dia.

Ia pun mengatakan hal unik tentang Berjalan Di kawasan Jakarta yang menggunakan nama perkebunan. Ya, Sebab dahulu Pada Belanda menduduki Nusantara banyak perkebunan seperti seperti kebun kacang, kebun jeruk, kebun sirih dan masih banyak lagi.

Sembari berjalan mengelilingi tiap sudut Di museum ini, Dita terus Memberi informasi tentang sejarah Di bangunan ini Dari awal hingga menjadi museum. Lalu diselingi Didalam cerita tentang bangunan yang dipakai sebagai gudang rempah.

“Dulu rempah-rempahnya itu kebetulan Di seluruh Nusantara itu dikirimnya Di sini, ada lada hitam, cengkeh, biji pala, terus ada kayu manis, kembang lawang, ada cabe Jawa, jinten. Tapi yang paling populer dicari sama bangsa Eropa itu ada empat rempah-rempah yaitu lada hitam, biji pala, cengkeh, dan kayu manis,” ujar Dita.

“Rempah-rempah satu kilogramnya itu sebanding Didalam satu batang emas, macam-macam semua rempah-rempah itu sekilo sebanding Didalam satu batang emas. Itulah kenapa kita dijajah Sebab harga (rempah) yang mahal dan fungsinya yang banyak,” sambung dirinya.

Di salah satu ruangan juga terdapat pajagan rempah-rempah yang menjadi Barang Dagangan Di zaman dulu hingga kini. Menurut Dita ruangan itu sebagai informasi juga kepada pelajar yang belum tahu tentang rempah-rempah dan menariknya rempah-rempah tersebut merupakan rempah-rempah asli bukan imitasi Dari Sebab Itu ketika berada Di Di ruangan dan tentunya Di Di ruangan tersebut semerbak wangi rempah langsung menusuk hidung.

Museum Bahari Di Penjaringan, Jakarta Utara (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Sejarah yang Menarik Perhatian yang dimiliki Dari Indonesia sebagai Negeri yang Memiliki keanekaragaman dan melimpahnya variasi rempah. Sebagai informasi, Setelahnya perginya Belanda Di tanah yang kaya itu masuklah Jepang dan mengganti fungsi gudang rempah ini sebagai gudang Ekspedisi tentara Jepang.

“Terus pas kita merdeka ini dijadikan sebagai gudang Di kantor PLN dan pas zaman Gubernur Ali Sadikin itu 1977 tanggal tujuh bulan tujuh, Mutakhir diresmikan sebagai cagar Kearifan Lokal Dunia yaitu Museum Bahari. Dan kenapa diresmikan sebagai Museum Bahari Sebab letak bangunannya itu Di Didalam laut, Di mana bahari itu artinya kelautan dan kita juga letaknya Di Didalam Pelabuhan Sunda Kelapa,” kata Dita.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Menelusuri Jejak Kejayaan Rempah Nusantara Di Museum Bahari