SBY Tidak Mau Dijaga Terlalu Ketat

May 26th, 2011

Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) adalah satuan pengamanan yang dibentuk untuk mengamankan kepala negara dari segala bentuk ancaman maupun dalam setiap kunjungan kepresidenan baik itu dalam dan luar negeri pada setiap kegiatannya.

Tidak hanya itu, fungsi Paspampres juga bertugas mengamankan keluarga, sebut saja Istri/suami dan anak presiden.Pada acara syukuran Hari Bakti ke-65 Paspampres sekaligus peresmian penempatan perumahan para anggota Paspampres di Desa Bojongnangka, Gunung Putri, Bogor, Jumat (07/01)

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan, dirinya tidak ingin dijaga terlalu ketat oleh Paspampres.

Hal ini agar sebagai seorang Presiden dirinya bisa lebih leluasa berinteraksi dengan rakyat.

“Saya secara pribadi, sebenarnya ingin pengamanan itu tidak dilaksanakan terlalu ketat,” kata Presiden SBY.

Presiden SBY menganggap, pengamanan yang tidak terlalu ketat akan membuatnya lebih leluasa untuk bersalaman dengan rakyat setiap kali melakukan kunjungan kerja.

“Atau untuk foto bersama,” kata presiden.

Mengenai adanya penutupan jalan saat iringan kendaraan kepresiden yang akan melintas, SBY juga merasa tidak senang jika aparat keamanan menutup semua jalan.

Presiden ingin masyarakat tetap bisa menggunakan jalan, bersamaan dengan mobil kepresidenan.

Keinginan Presiden itu merupakan sebuah tantangan bagi seluruh anggota Paspampres.

Pasukan pengamanan itu diminta bisa fleksibel namun tetap memperhatikan jaminan keselamatan.

Namun demikian, Presiden memahami cara kerja dan keterbatasan Paspampres. Menurut presiden, Paspampres bekerja berdasarkan prosedur khusus untuk memperkecil kesalahan.

Sumber : News Info gue

Penembak Jitu Paspampres Makin Sibuk

May 25th, 2011

Gedung Utama Ditjen Pajak Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (18/3/2011), pukul 16.00 WIB, tiga penembak jitu Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) keluar dari sebuah tangga darurat gedung berlantai 21 itu.

Sang penembak jitu berpakaian serba hitam membopong sniper. Anggota Paspampres itu baru saja mengamankan kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di gedung tersebut. Presiden bersama sebagian besar para menteri hadir dalam acara berupa penyampaian SPT PPh 21 yang dilakukan saban tiap tahun itu.Pengamanan seperti itu rutin diberlakukan ketiga Presiden berada di ruang publik.

Tak hanya itu, pengamanan terhadap kepala negara sudah diperketat ketika Presiden baru akan menghadiri sebuah acara kegiatan. Misalnya, para peserta yang mengikuti kegiatan Presiden harus steril dari benda mencurigakan seperti bom dan senjata tajam. Jika ditemukan benda mencurigakan seperti itu maka Paspampres tak segan- segan melarang orang tersebut memasuki ruang acara Presiden.

Ketika acara Presiden dimulai, sejumlah anggota Paspampres tampak berdiri di antara peserta yang mengikuti kegiatan Presiden. Para anggota Paspampres ini senantiasa siaga melihat dari dekat setiap peserta yang hadir.

Ketika Presiden meninggalkan gedung, tampak Paspampres juga mengamankan jalan raya yang dilalui Presiden. Sejumlah mobil berisi anggota Paspampres yang diperlengkapi senjata.
Itulah pengamanan yang diberikan Paspampres kepada SBY di tengah maraknya ancaman bom yang melanda Indonesia dalam lima hari terakhir ini.

Tak berbeda dengan pengamanan terhadap Presiden yang dilakukan sebelumnya. Pengamanan seperti itu rutin dilakukan anggota Paspampres ketika Presiden berada di ruang publik.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrian Pasha mengatakan meski teror bom marak namun pengamanan terhadap Presiden tetap sesuai dengan protap. “Oh tidak (diperketat). Tidak begitu pemahamannya. Artinya tentu dalam konteks pengamanan presiden sudah ada protap-nya. Ada standing operating prosedur (SOP) yang sudah menjadi acuan bagi pengamanan presiden,” kata Julian.

Menurut Julian meski ledakan bom terjadi dekat rumah Presiden di Cikeas yakni Cibubur namun pengamanan terhadap Presiden tetap mengikuti SOP. “Itu jadi rujukan sampai sekarang ini,” kata Julian.

Sumber : Makasar.Tribunnews

Gara-gara Mabuk, Warga Benhil Ribut dengan Oknum Paspampres

May 24th, 2011

Warga Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, terlibat keributan dengan sejumlah oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dinihari tadi. Pemicunya diduga akibat salah paham karena kedua kelompok sama-sama mabuk.

“Mungkin sama-sama sedang mabuk, tapi siang sudah damai,” kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Johanson Ronald Simamora, saat dikonfirmasi detikcom soal penyebab kejadian, Minggu (13/3/2011).

Menurut Johanson, kejadian ini berlangsung dinihari tadi. Namun dia enggan menjelaskan secara rinci kronologi kejadian tersebut, sebab kasus ini sudah ditangani oleh Koramil setempat.

Meski begitu, dia membenarkan telah terjadi perkelahian hingga menyebabkan korban luka.

“Awalnya salah paham aja, mereka nongkrong-nongkrong. Mungkin ada anggota itu (Paspampres) masih anak muda. Mungkin salah cakap, ada warga yang mukul kemudian terjadilah perkelahian,” jelasnya.

Belum jelas jumlah korban luka akibat kejadian ini. Yang jelas, kata Johanson, korban dari kedua belah pihak sudah melapor ke polisi, namun sepakat tidak saling menuntut.

“Sekitar pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB di kantor Koramil sudah dipertemukan, keduanya sepakat tidak menuntut. Tadi di Koramil ada pihak Paspampres, ada dari pihak Danramil dan Muspika serta warga RW 05 Benhil,” urainya.

“Ada pernyataan dari Paspampres bersedia mengganti kerugian bila ada luka. Tapi mereka juga ada luka,” sambungnya.

Sumber : Mad / Nrl / Detik News

renaldi bohong dipukuli paspampres

May 24th, 2011
hanya untuk mendapatkan sensasi dan ketenaran seperti briptu noorman kamaru
seorang pemuda bernama renaldi (19) bikin ulah di depan istana negara…yang kita tahu bahwa istana itu simbol negara……apa bedanya renaldi dengan monyet…….
apa bedanya renaldi dengan tai kucing

gue sebagai warga jakarta dukung paspampres…..bagusnya renaldi tuh pak paspampres bukan di tempeleng tapi di lempar dari monas karena orang seperti ini yang membuat antipati terhadap bangsa yang kita cintai ini
:iloveindonesia

renaldi bohong dipukuli paspampres

Sumber : Berita-Terkini

Paspampres Masuk Kategori Pasukan VVIP Dunia

May 18th, 2011

Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayjen TNI Waris patut berbangga hati. Karena, Paspampres disejajarkan sebagai pasukan very very important person (VVIP) kelas dunia. Selain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, sejumlah tamu negara memberikan apresiasi positif terhadap kinerja Paspampres.

“Keberhasilan kita melaksanakan tugas sangat diapresiasi Presiden SBY dan Wapres serta tamu negara. Paspampres melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional sebagai satuan pengamanan VVIP sehingga bisa disejajarkan dengan pasukan pengamanan kelas dunia,” ujar Waris pada Rapat Kerja dan Apel Komandan Satuan Paspampres 2011 di Mako Paspampres, Jakarta, Rabu-Kamis (17-18/2).

Selama 2010, Paspampres sukses melakukan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengamankan Presiden dan Wakil Presiden, termasuk para tamu negara. Namun di balik keberhasilan itu, Waris mengingatkan prajurit Paspampres tidak langsung berbangga hati.

Sebab, kinerja Paspampres tak lepas dari kesalahan akibat dari kelalaian prajurit. “Kita terperangah karena sepanjjang 2010 masih ada prajurit Paspampres yang melakukan pelanggaran,” ujarnya.

Menurut Waris, prajurit Paspampres butuh pendekatan personal. Adanya kasus pelanggaran pidana dan disiplin dilakukan personil Paspampres, membuktikan prajurit masih rentan terhadap pengendalian diri.

Pencegahan Dini

Pelanggaran yang dilakukan prajurit Paspampres menimbulkan keresahan pimpinan TNI. Pemicu pelanggaran diduga akibat persoalan pribadi.

Karena itu, ia mengatakan, perlu pemberdayaan unsur perwira pertama sebagai ujung tombak deteksi dini terhadap permasalahan prajurit. “Caranya adalah, melakukan pendekatan ke masing-masing individu prajurit,” ujarnya.

Waris mengatakan, upaya penyelesaian masalah prajurit Paspampres berpedoman pada sendi-sendi dasar prajurit TNI. “Saya minta kepada seluruh unsur pimpinan untuk sungguh-sungguh dalam melaksanakan pembinaan satuan di tengah-tengah tuntutan tugas yang cukup padat ini,” ujarnya.

Waris mengatakan, pemicu permasalahan yang dihadapi prajurit Paspampres harus diidentifikasi sedini mungkin sambil membuat solusi cermat dan menguntungkan bagi prajurit maupun Paspampres.

Prajurit Paspampres jangan dibiarkan sendiri untuk menyelesaikan persoalan. Pasalnya, prajurit butuh nasihat dan bimbingan dari pemimpin ataupun komandannya. “Cara terbaik adalah dengan mengadakan pendekatan personal ke masing-masing individu,” kata Waris.

Penyelenggaraan Raker dan Apel Dansat Paspampres dalam rangka membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2010, serta penyampaian program kerja dan anggaran Paspampres Tahun 2011.

“Wadah ini menjadi wahana untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kualitas kebersamaan di antara para komandan satuan dan staf terkait dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan, baik internal maupun eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas Paspampres,” ujar Waris.

Sumber : Berita Hankam

Mengaku Dipukuli Paspampres, Rinaldi Melapor ke Pomdam Jaya

May 18th, 2011

Rinaldi Maulana (19), warga Jakarta Barat, mengaku dipukuli Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), saat tak sengaja mengendarai sepedanya memasuki area forbidden di komplek Istana Negara, Jakarta Pusat. Rinaldi yang tak sengaja melalui jalan forbidden tersebut pun melapor ke markas Polisi Militer Pomdam Jaya di Maggarai, Jakarta Selatan.

“Kejadiannya pukul 08.30 WIB pagi tadi saya lagi naik sepeda dari Masjid Istiqlal terus lewat depan Istana itu, bukan yang forbidden area, tadinya mau ke Jl Sudirman tapi ternyata ditutup. Terus mikir enak lewat Gambir, jadi udah spontan muter balik, nggak sadar itu forbidden area,” ujar Rinaldi, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (7/5/2011).

Sudah meminta maaf, tapi Rinaldi justru dipanggil Paspampres. Ia pun mendekat ke pos Paspampres tak jauh dari lokasi tersebut.

“Paspampres yang di pos pada teriak, padahal saya baru aja masuk, cuma beberapa meter. Saya langsung minta maaf dan mau keluar lagi, tapi saya dipanggil ke pos itu. Sampai pos disuruh masuk terus dipukulin muka, pipi, sama perutnya. Ada 10 orang Paspampres kalau nggak salah disitu, saya sampai mau pingsan,” kisahnya.

Karena tindak kekerasan yang dialaminya tersebut, dia kemudian melapor ke markas Pomdam Jaya. Ia langsung diminta mengikuti serangkaian proses visum.

“Saya lalu lapor ke markas Pomdam Jaya di Jl Guntur, Manggarai. Saya diantar ke RSCM untuk visum, hasilnya keluar tiga hari lagi,”tuturnya.

Sebagai warga Jakarta yang ingin menikmati hari libur sambil bersepeda, ia berharap kejadiannya tak terulang kembali. “Kalau rakyat salah ya ditegur jangan asal pukul,” harapnya.

Saat ini Rinaldi terus menerima dukungan teman-temannya di jejaring sosial twitter. Sejumlah teman-temannya menyebut-nyebut Rinaldi adalah keponakan mantan Pangkostrad yang baru saja digantikan Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo yang dilantik Presiden SBY beberapa waktu lalu.

Sementara itu Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul dan Komandan Paspampres tidak bisa dihubungi saat diminta konfirmasi terkait insiden ini.

Sumber : Detik News

Salah Jalan, Pemuda Dipukuli Paspampres

May 10th, 2011

VIVAnews - Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) diduga melakukan kekerasan terhadap seorang warga hanya karena salah melintas di depan Istana Negara dengan menggunakan sepeda. Kekerasan ini menimpa Rinaldi Maulana, 19 tahun, dan terjadi di dalam pos pengamanan yang ada di lingkungan istana.

Kesalahan yang dilakukan Aldi sebetulnya tidak fatal, sebab tidak mengganggu kegiatan maupun perjalanan Presiden. Meski areal itu memang harus steril dari pengendara maupun pejalan kaki.

Pada Sabtu pagi, 7 Mei 2011, Aldi sengaja naik sepeda untuk menghampiri orangtuanya yang bekerja di Hotel Borobudur. Saat akan melintas melalui jalan Sudirman dari kawasan Harmoni, ternyata kawasan itu ditutup sementera. Spontan Aldi putar arah dan tak sadar laju kereta anginnya masuk kawasan terlarang di depan Istana.

“Tadinya mau ke Jalan Sudirman tapi ternyata ditutup. Saya sempat mikir enak lewat Gambir, jadi langsung spontan putar balik. Tidak sadar sudah masuk area yang terlarang,” kata Aldi kepada VIVAnews.com, Senin 9 Mei 2011.

Hanya beberapa meter melintas, Aldi dipanggil anggota Paspamres yang sedang jaga. Aldi lalu menghampiri petugas itu. Ia langsung dibawa ke pos jaga. Di dalam pos sudah ada 10 anggota Paspamres.

“Saya langsung mengaku salah dan sudah meminta maaf karena salah jalan,” ujarnya.

Tak menjawab dan bertanya apapun, seorang anggota Paspamres langsung memukulnya di bagian pipi, muka dan perut, sebanyak dua kali.

“Saya disuruh buka kacamata, dan langsung ditonjok perut saya dan ditampar sampai memar di bagian muka, saya pun hampir jatuh,” ujarnya.

Setelah kejadian itu, Aldi langsung melaporkan kisahnya ke markas Pomdam Jaya di Jalan Guntur, Manggarai, Jakarta Selatan. Selain itu Aldi juga sudah melakukan visum di RSCM untuk melengkapi laporannya.

“Sudah di BAP, kurang lebih hampir 4 jam lamanya, saya menceritakan semua kejadian ini,” jelasnya.

Sementara itu, beberapa bukti yang dimilikinya juga ikut menjadi bahan laporan, antaranya satu foto yang menggambarkan kekerasan itu. Gambar itu terekam saat anggota Paspamres memeriksa semua bawaan miliknya, ada salah satu petugas yang memainkan telepon genggam milik Aldi dan merekam kejadian itu.

“Ada satu foto yang belum terhapus, foto itu bisa menunjukan bagaimana ekspresi saya yang ketakutan,” kata dia.

Sementara itu, Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Brigadir Jenderal TNI Agus Sutomo membantah ada kekerasan terhadap warga sipil yang melintas di depan istana oleh anak buahnya.

“Berita tersebut ternyata tidak benar, karena itu perlu diluruskan,” ungkap Agus Sutomo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 9 Mei 2011.

Menurutnya, Kejadian sebenarnya diawali ketika pada Sabtu, 7 Mei 2011, sekitar pukul 08.30 WIB, anggota Paspampres berjumlah dua orang yang sedang bertugas jaga di Pos I Istana Merdeka melihat Rinaldi membawa tas gendong yang sedang bersepeda melewati batas daerah terlarang mengarah ke depan Istana Merdeka.

Melihat itu, dua anggota mengambil langkah antisipatif dengan cara memanggil pemuda itu. Tapi dia tidak menghiraukan dan bahkan terus maju menuju ke depan pintu istana.

“Anggota Paspampres mengejar dan akhirnya menangkap di depan pintu utama Istana Merdeka,” kata dia.

Pemuda tersebut kemudian dibawa ke pos jaga untuk dimintai keterangan. Saat dilakukan pemeriksaan, pemuda tersebut tidak menunjukkan sikap yang kooperatif, dan bahkan tidak sopan serta terkesan melawan.

Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang seenaknya mengangkat kaki di atas kursi saat diberi penjelasan.

“Karena sikap itulah anggota Paspampres kemudian memberikan tindakan dengan menepuk pipinya sekali dan mendorong kepalanya serta menyuruhnya push up selama 30 detik sambil diberi pengertian bahwa istana adalah simbol negara yang harus dihormati,” terangnya.

Sebenarnya, setelah diberi tindakan dan diingatkan akan pentingnya penghormatan terhadap simbol negara, Rinaldi diminta berdiri dan telah dianggap selesai. Namun, ternyata dia tersebut melaporkannya ke Pomdam Jaya.

Meski begitu Komandan Paspampres tetap memeriksa anggota jaga itu dan jika ditemukan kesalahan pada anak buahnya dia tidak segan melakukan tindakan sesuai aturan yang berlaku.

“Saya tidak pernah memerintahkan anggota untuk melakukan tindakan kekerasan dalam menangani setiap permasalahan,” tegasnya. (umi)

Sumber : vivanews

Mengaku Dipukuli Paspampres, Rinaldi Melapor ke Pomdam Jaya

May 10th, 2011

Jakarta - Rinaldi Maulana (19), warga Jakarta Barat, mengaku dipukuli Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), saat tak sengaja mengendarai sepedanya memasuki area forbidden di komplek Istana Negara, Jakarta Pusat. Rinaldi yang tak sengaja melalui jalan forbidden tersebut pun melapor ke markas Polisi Militer Pomdam Jaya di Maggarai, Jakarta Selatan.

“Kejadiannya pukul 08.30 WIB pagi tadi saya lagi naik sepeda dari Masjid Istiqlal terus lewat depan Istana itu, bukan yang forbidden area, tadinya mau ke Jl Sudirman tapi ternyata ditutup. Terus mikir enak lewat Gambir, jadi udah spontan muter balik, nggak sadar itu forbidden area,” ujar Rinaldi, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (7/5/2011).

Sudah meminta maaf, tapi Rinaldi justru dipanggil Paspampres. Ia pun mendekat ke pos Paspampres tak jauh dari lokasi tersebut.

“Paspampres yang di pos pada teriak, padahal saya baru aja masuk, cuma beberapa meter. Saya langsung minta maaf dan mau keluar lagi, tapi saya dipanggil ke pos itu. Sampai pos disuruh masuk terus dipukulin muka, pipi, sama perutnya. Ada 10 orang Paspampres kalau nggak salah disitu, saya sampai mau pingsan,” kisahnya.

Karena tindak kekerasan yang dialaminya tersebut, dia kemudian melapor ke markas Pomdam Jaya. Ia langsung diminta mengikuti serangkaian proses visum.

“Saya lalu lapor ke markas Pomdam Jaya di Jl Guntur, Manggarai. Saya diantar ke RSCM untuk visum, hasilnya keluar tiga hari lagi,”tuturnya.

Sebagai warga Jakarta yang ingin menikmati hari libur sambil bersepeda, ia berharap kejadiannya tak terulang kembali. “Kalau rakyat salah ya ditegur jangan asal pukul,” harapnya.

Saat ini Rinaldi terus menerima dukungan teman-temannya di jejaring sosial twitter. Sejumlah teman-temannya menyebut-nyebut Rinaldi adalah keponakan mantan Pangkostrad yang baru saja digantikan Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo yang dilantik Presiden SBY beberapa waktu lalu.

Sementara itu Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul dan Komandan Paspampres tidak bisa dihubungi saat diminta konfirmasi terkait insiden ini.

Sumber : detiknews

Bercanda Saat SBY Pidato, Wartawan Ditegur Paspampres

May 3rd, 2011

JAKARTA - Entah karena bosan atau memang tidak tertarik mendengarkan pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan membuka perdagangan saham pagi tadi, para pewarta yang meliput pun akhirnya harus kena “semprot” paspampres SBY. Apa pasal?

Ternyata yang menjadi masalahnya karena para jurnalis yang sedang meliput acara tersebut tertawa-tawa sehingga menimbulkan keriuhan saat Presiden SBY sedang berpidato. Automatis, hal ini membuat gerah paspampres SBY.

“Bisa kurang kencang enggak suaranya?” tegas sang paspampres yang menegur para wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (3/1/2011).

Automatis, para pewarta tersebut pun langsung terkejut begitu ditegur dan dimarahi paspampres tersebut. Pasalnya mereka merasa tidak melakukan kesalahan. Namun ternyata, kabar yang beredar di lapangan menyebutkan bila riuhnya para wartawan tersebut karena pidato SBY yang banyak menggunakan bahasa Inggris.
(ade)

Sumber : okezone.com

Amankan KTT ASEAN, 4.385 Personel Dikerahkan

May 3rd, 2011

ilustrasi/istimewaPolri mengerahkan sekitar 4.385 personel untuk mengamankan Konferensi Tinggi Asia Tenggara (KTT ASEAN) 4 hingga 8 Mei 2011 di Jakarta Hall Convention Center (JHCC).

“Personel pengamanan sudah bertugas Selasa (3/5/2011) karena ada pertemuan menteri,” kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Sujarno dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (2/5/2011).

Sujarno mengatakan, Polri memiliki tugas pengamanan sektor (ring) II dan III, sedangkan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) bertanggung jawab terhadap pengamanan utama atau ring I.

Polda Metro Jaya yang menjadi bagian tim pengamanan KTT ASEAN akan mengerahkan anggota Lalulintas, Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan Brigade Mobil (Brimob).

Sujarno menjelaskan, Polda Metro Jaya mendapatkan jadwal para menteri negara ASEAN akan tiba di Jakarta, mulai Selasa (3/5/2011).

Kemudian pertemuan menteri hingga puncak acara berlangsung mulai 4-8 Maret 2011.

Selain mengamankan tempat pertemuan, Paspampres bersama Polri akan menjaga bandar udara dan hotel yang menjadi tempat penginapan pejabat dan petinggi negara.

Sebelumnya, Kepala Polda (Kapolda) Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan pihaknya menetapkan status siaga satu keamanan peringatan Hari Buruh dan pertemuan KTT ASEAN.

Namun demikian, Sutarman mengungkapkan Polda Metro Jaya siap mengamankan situasi keamanan secara optimal di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (Aef/An)

Sumber : arsipberita.com


This is the free demo result. You can also download a complete website from archive.org.